Harapan dan Etika untuk Calon Anggota Parlemen Baru

Politik Harapan 

Politik harapan dalam makna hakikatnya adalah sebuah visi politik yang ditopang oleh keyakinan yang kuat bahwa masa depan dapat lebih baik dan karenanya sebagai individu maupun komunitas, kita mempunyai sebuah kekuatan untuk mengubah sesuatu dan melakukan atau membuat perubahan revolusioner itu sekarang. politik harapan pada dasarnya adalah juga sebuah kekuatan yang bisa menjadi mesin penggerak bagi terwujudnya perubahan-perubahan sosial. Politik harapan memampukan individu dan kelompok memulai upaya mencapai sebuah tujuan yang barangkali tingkat keberhasilannya masih jauh dari kepastian. Setidaknya, ia memberikan kita keteguhan hati dalam menghadapi pesimisme atau kemunduran yang bisa membuat kita kehilangan semangat. 

Realitas saat ini semua berada pada titik nadir, jika melihat semua tingkah polah para elit politik dari segala penjuru negeri. Politik kembali menjadi sesuatu yang paling sulit dipercayai yang bisa membawa perubahan-perubahan revolusioner, terutama bagi kesejahteraan rakyat. Kondisi ini harus dibaca sebagai sebuah pekerjaan rumah besar bagi calon anggota parlemen baru Aceh baik di Pusat, Provisni dan Kabupaten Kota, bahwa keberadaan calon anggota parlemen baru Aceh ini harus merubah kekecewaan dan apatisme tersebut menjadi sebuah harapan baru, bahwa dengan eksistensi anda diparlemen anda bisa bersuara dengan lantang dan penuh tanggung jawab bahwa, dalam periode lima tahun kedepan " kami akan membuat politik bisa menjadi harapan, untuk menyelesaikan segala sengkarut penghambat kesejahteraan rakyat". 

Ilustrasi Gambar dari Pixabay
Politik yang ditampilkan oleh para politisi kita selama ini, terutama anggota parlemen lama lebih merupakan kerja atau aktivitas, bukan tindakan. Karena itu dalam eksistensi calon anggota parlemen baru Aceh ini, maka yang harus dilakukan bukanlah kerja-kerja seperti biasa,atau kerja-kerja seperti yang dilakukan pada periode sebelumnya, tetapi sebuah tindakan, tindakan yang benar-benar revolusioner. Ini seperti digambarkan oleh Hannah Arendt, seorang pemikir politik yang berbicara banyak tentang politik harapan. Merujuk pada gagasan Arendt (seperti diuraikan James M Campbell,]: Prophet for Our Time), politik dimaknai sebagai tindakan, bukan sebagai kerja ataupun karya. Kerja adalah aktivitas yang sesuai dengan alam, semata-mata mempertahankan kehidupan. Karya adalah aktivitas manusia di dunia untuk menghasilkan benda-benda. Tindakan berbeda dari keduanya. tindakan adalah bekerja diluar batas ideal dan melompat secara revolusioner

 Etika Kepedulian

Etika kepedulian ini adalah sesuatu yang sangat mendesak bagi Aceh, dan anggota parlemen yang baru adalah elemen yang sangat cocok untuk mempraktekkan etika kepedulian ini. Etika kepedulian merupakan moral tertinggi bagi seorang anggota parlemen baru Aceh. Etika ini penting untuk dijadikan indikator menilai tindakan anggota parlemen baru Aceh. 

Pertanyaan penting dalam etika adalah, apa yang memotivasi seseorang untuk bertindak ?. dalam kaitannya dengan anggota parlemen baru, maka pertanyaan yang dapat kita tanyakan adalah apa yang memotivasi mereka untuk bertindak ?. Jika yang memotivasi mereka adalah untuk kepentingan diri sendiri, maka ini seperti anak kecil (bayi) bahwa yang baik adalah yang memberi nikmat, yang tidak baik yang tidak memberi nikmat, mereka hanya bertindak berdasarkan apa yang bisa menyenangkan mereka saja dan tidak mau bertindak jika tidak menguntungkan mereka. 

Tahapan berikutnya adalah tahapan moral yang mulai melihat kepentingan sendiri yang berhadapan dengan kepentingan orang lain, bahwa ada kepentingan orang lain dibalik tindakannya. Artinya, anggota parlemen baru akan mencari nikmat dan keuntungan dengan cara yang tidak merugikan orang lain, sama-sama beruntung (win-win solution), tetapi tahapan ini belum disebut etika (moral, tapi hanya pertimbangan kepentingan saja. Tahap berikutnya adalah yang baik tidak lagi yang memberi nikmat, tetapi apabila dipuji orang, bertindak jika dipuji, artinya anggota parlemen baru akan bertindak apabila diminta (tanpa inisiatif bertindak dari anggota sendiri). 

Tahapan paling tinggi dan paling penting bagi seorang anggota parlemen baru adalah bertindak berdasarkan prinsip-prinsip etis, yang menjadi asas utama disini adalah keadilan. Anggota parleme baru akan melakukan segala sesuatu tindakan berdasarkan prinsip keadilan, melakukan apa yang benar, bukan apa yang menguntungkan, apa yang menyenangkan dan bukan berdasarkan asal dipuji, bukan lagi sesuai dengan kepentingan sendiri dan kepentingan kelompok. Dalam etika seperti inilah anggota parlemen baru Aceh dibutuhkan. Tindakan ini akan bisa dilakukan oleh anggota parlemen baru apabila membuka mata untuk melihat realitas secara adil dan positif. Inilah tahapan etika yang disebut etika kepedulian, peduli pada realitas dan melakukan tindakan revolusioner berdasarkan prinsip kebaikan, kebaikan disini adalah sesuatu yang berdampak luas, seperti kesejahteraan dan kemakmuran. Dalam kerja anggota DPR Aceh baru nanti kita akan dapat melihat tindakan mereka berdasarkan tingkatan etika diatas, ini sangat penting sebagai sebuah alat kontrol, karena selama ini anggota parlemen banyak menguras energi mengurus persoalan moral, dan kali ini kita kawal mereka dengan prinsip etika kepedulian ini. 

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url

Baca Juga Tulisan Lainnya :