Solusi Aceh Adalah "Pasal Poligami"
Aceh sebagai sebuah Bangsa yang "teuleubeh ateuh rhung donya", kita patut berbangga, bersyukur
sedalam-dalamnya bahwa setelah belasan tahun paska tsunami dan belasan tahun
paska damai, dari kerja keras siang dan malam, tanpa kenal lelah, dan
dengan tujuan benar-benar mengutamakan kepentingan rakyat banyak daripada
kepentingan pribadi dan golongan, kini mereka telah menemukan satu solusi yang
cukup ampuh, tepat dan cepat bagi kemajuan Aceh, bagi kemakmuran
Aceh, solusi yang mereka temukan itu adalah "PASAL
POLIGAMI".
Sebuah prestasi yang dengan bangga nanti akan kita ceritakan pada anak cucu
kita.
Ketika tumpuan kita sebagai Aceh
ada pada KEK Arun dan pada Aceh India Connection dan ketika India dengan sangat
serius menyatakan ingin berinvestasi di
Sabang di bidang pelabuhan dan rumah sakit, maka sebagai Aceh, yang diwakili
oleh elit-elit politiik dan birokratnya, dijawab dengan " PASAL POLIGAMI", karena di pasal ini terbuka
semua ruang dan jalan untuk merealisasikan semua peluang-peluang bagi kemajuan Aceh itu. Saat efek dari "Homo
Deus" telah diciptakannya "Sophia", sebuah robot humanoid, yang bisa melakukan apa saja
dan telah mendapatkan status kewarga negaraan Arab Saudi, dan Sophia tercatat
sebagai robot pertama didunia yang mendapat status kewarga negaraan, elit-elit
kita menyahuti perkembangan dunia itu dengan PASAL POLIGAMI dan sangat percaya
diri bahwa semua perkembangan "DONYA " tersebut dapat di respon
dengan PASAL POLIGAMI.
Image from : Google.com |
Di saat dunia sedang berperang
bagi 5G, maka kita sebagai Aceh, dan
lagi-lagi diwakili oleh elit kita, kita malah telah membuat 8G (POLIGAMI
GAESS), sebuah terobosan maju, sangat menyejarah bagi dunia dan sangat disegani
dunia, karena telah melampaui 3 digit dari 5G. Atau ketika masyarakat dunia
sedang larut dalam industri 4.0, kita dan sekali lagi melalui elit-elit kita
yang dalam batok kepala dan dalam otak kecil mereka benar-benar memikirkan
Aceh, malah akan membuat industri 8.0 (POLIGAMI.0), sangat-sangat melampaui. Kita
patut berbagga, bertepuk tangan dan mengalungkan rangkaian bunga bagi elit-elit
kita.
Kita turunkan lagi, belasan tahun paska tsunami dan paska damai,
angka kemiskinan Aceh adalah 15,68 persen, dan ini angka tertinggi se Sumatera,
artinya Aceh termiskin se Sumatera, maka elit kita telah berikhtiar untuk
menemukan solusi mengatasi kemiskinan Aceh dan solusi itu adalah "PASAL
POLIGAMI". Sebagai Aceh, kita semakin gelap, gelap dalam peradaban, gelap
dalam pergaulan dunia, gelap dalam visi, gelap dalam memanusiakan manusia, maka
elit kita telah menjadi pahlawan, yang menerangi segala kegelapan Aceh itu
dengan "PASAL POLIGAMI".
Lihatlah, kita ribut dan menjadi
pahlawan ummat ketika melarang segala konser, berteriak-teriak
"anjing" bagi yang mengadakan konser, yang membuat Aceh terus terisolir dari segala perkembangan dan dinamika
dunia, mengisolir Aceh dari segala kebahagiaan manusia, maka lagi-lagi, elit
kita dengan gagah berani membuka keterisoliran Aceh itu dengan "PASAL
POLIGAMI". Elit-elit kita adalah pahlawan....
( TMJS )
To be Continued...