MENEMUKAN SURGA DI WARUNG KOPI




Oleh : Teuku Muhammad Jafar Sulaiman

Warung kopi adalah surga tersendiri bagi Aceh. Namun, sedikit kenikmatan itu juga diganggu oleh negara. Musibah itu datang setiap akhir tahun, ketika saat itu datang, maka segera habiskan tegukan kopi anda pada gelas terakhir sebelum jam 11.00 malam, karena lewat jam itu, surga itu akan di renggut dari tangan anda dan dengan sopan anda akan di usir untuk pulang kerumah, nestapa itu akan kita alami di setiap pergantian tahun masehi.
Ketika banyak milenial Aceh, menghabiskan sebagian waktunya di warung kopi, orang pintar mensinyalir bahwa itu adalah bom waktu yang berbahaya, ledakannya bisa melebihi ledakan bom atom Hiroshima dan Naga Saki, sebagian milenial Aceh menghabiskan waktu dengan bermain game, namun dalam waktu bersamaan, seorang teman saya yang sangat produktif menulis, berujar :  “tulisan-tulisan saya, baik jurnal, esai maupun scopus semua lahir dari warung kopi”. Mendapat jawaban seperti ini, maka para penulis, yang sering menulis di warkop, maka saat itu warung kopi adalah surga. bagi penulis.  

Segelas kopi yang di seruput di warung-warung juga bisa menjadi ajang rapat kilat, rapat gelap untuk menaikkan kawan dan menjatuhkan lawan dalam politik, menjadi tempat deal politik, deal proyek bahkan deal Dilan dan Milea, seketika itu maka warung kopi adalah surga politik.

Warung kopi adalah juga surga pertanian. Bayangkan saja, dari sebuah meja persegi, dengan empat kursi,  berhektar-hektar tanah akan diolah dan ditanami,  bahkan lansung dipanen tepat di meja itu juga, lengkap dengan hitungan keuntungan dan tidak ada kerugian sama sekali. Namun bagi sebagian lainnya yang sudah menanam di lahan yang sebenarnya, maka ketika mereka berpindah-pindah warung kopi pun, atau menghabiskan bergelas-gelas kopi, tanaman mereka akan terus tumbuh, karena mereka menanam dilahan yang sebenarnya, itulah warung kopi, semua serba mungkin dan semua serba tidak mungkin.

Namun, tahukah anda, bahwa sebagai penikmat warung kopi, surge-surga tadi itu adalah fiktif, karena tidak mudah untuk menemukan surga sebenarnya di warung kopi, karena semua ada kriteria dan ciri-cirinya, artinya, kalau anda menemukan ciri-ciri ini, maka anda telah menemukan surga.

Diantara ciri-ciri adalah :
1.     Ketika kita memasuki warkop, baru kita duduk, kita sudah lansung ditanya apa yang kita pesan, tanpa kita harus berteriak-teriak memanggil untuk memesan sesuatu.
2.     Kemudian kita lansung di infokan login dan password, tanpa harus bertanya-tanya lagi.
3.     Tersedia mushala yang bersih, rapi dan wangi. Ketika perempuan yang ingin shalat tetapi lupa membawa mukena, maka ketika memakai mukena disitu nyaman. Artinya, kita tidak bersin dan pilek ketika hitungan pertama menginjak kaki di mushala  
4.     Dibawah meja, ada tempat sandaran kakinya, karena kalau bagi penulis, atau kadang berbicara santai atau serius, warga sering mencari-cari sandaran kakinya, karena tidak mungkin meletakkan kakinya dikursi yang ada lawan bicara di depannya.
5.     Kamar mandinya bersih dan wangi
6.     Ketika kita mau bayar, begitu kita angkat tangan, tanpa perlu bersuara pelayan lansung menghampiri, lansung real count, tidak quick count lagi.
7.     Dimanapun kita duduk, ada colokan listriknya dan dimanapun kita duduk, selalu tersedia kabel box jika kita perlukan
8.     Warung kopinya buka 24 jam, karena ini adalah surganya bagi para warga golongan begadang dan golongan insomnia.
9.     Ada live musik
10. Ramah bagi anak

Kadang kala, diantara ke 10 ciri itu, kadang hanya terpenuhi 5, tetapi kekurangan 5 ciri, terpenuhi 1 , kekurangan 9 ciri, belum ada yang bisa di satu tempat terkumpul ke 9 ciri ini, karena kalau anda menemukan ke 9 ciri ini disatu tempat, maka anda telah menemukan surga di warung kopi.

Bagi teman, sahabat, yang mau membuka usaha warkop, perhatikanlah ke 10 ciri ini, maka mudah-mudahan warung kopi anda sukses dan jaya

Maju terus warung kopi Aceh, ini surga terakhir di bumi yang kita punyai…

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url

Baca Juga Tulisan Lainnya :