MENEMUKAN SURGA DI WARUNG KOPI
Warung kopi adalah surga tersendiri bagi Aceh. Namun, sedikit
kenikmatan itu juga diganggu oleh negara. Musibah itu datang setiap akhir
tahun, ketika saat itu datang, maka segera habiskan tegukan kopi anda pada gelas
terakhir sebelum jam 11.00 malam, karena lewat jam itu, surga itu akan di
renggut dari tangan anda dan dengan sopan anda akan di usir untuk pulang
kerumah, nestapa itu akan kita alami di setiap pergantian tahun masehi.
Ketika banyak milenial Aceh, menghabiskan sebagian waktunya di
warung kopi, orang pintar mensinyalir bahwa itu adalah bom waktu yang
berbahaya, ledakannya bisa melebihi ledakan bom atom Hiroshima dan Naga Saki, sebagian
milenial Aceh menghabiskan waktu dengan bermain game, namun dalam waktu
bersamaan, seorang teman saya yang sangat produktif menulis, berujar : “tulisan-tulisan saya, baik jurnal, esai
maupun scopus semua lahir dari warung kopi”. Mendapat jawaban seperti ini, maka
para penulis, yang sering menulis di warkop, maka saat itu warung kopi adalah surga.
bagi penulis.
Segelas kopi yang di seruput di warung-warung juga bisa menjadi
ajang rapat kilat, rapat gelap untuk menaikkan kawan dan menjatuhkan lawan
dalam politik, menjadi tempat deal politik, deal proyek bahkan deal Dilan dan
Milea, seketika itu maka warung kopi adalah surga politik.
Warung kopi adalah juga surga pertanian. Bayangkan saja, dari
sebuah meja persegi, dengan empat kursi, berhektar-hektar tanah akan diolah dan ditanami,
bahkan lansung dipanen tepat di meja itu
juga, lengkap dengan hitungan keuntungan dan tidak ada kerugian sama sekali. Namun
bagi sebagian lainnya yang sudah menanam di lahan yang sebenarnya, maka ketika
mereka berpindah-pindah warung kopi pun, atau menghabiskan bergelas-gelas kopi,
tanaman mereka akan terus tumbuh, karena mereka menanam dilahan yang
sebenarnya, itulah warung kopi, semua serba mungkin dan semua serba tidak
mungkin.
Namun, tahukah anda, bahwa sebagai penikmat warung kopi, surge-surga
tadi itu adalah fiktif, karena tidak mudah untuk menemukan surga sebenarnya di
warung kopi, karena semua ada kriteria dan ciri-cirinya, artinya, kalau anda
menemukan ciri-ciri ini, maka anda telah menemukan surga.
Diantara ciri-ciri adalah :
1.
Ketika
kita memasuki warkop, baru kita duduk, kita sudah lansung ditanya apa yang kita
pesan, tanpa kita harus berteriak-teriak memanggil untuk memesan sesuatu.
2.
Kemudian
kita lansung di infokan login dan password, tanpa harus bertanya-tanya lagi.
3.
Tersedia
mushala yang bersih, rapi dan wangi. Ketika perempuan yang ingin shalat tetapi
lupa membawa mukena, maka ketika memakai mukena disitu nyaman. Artinya, kita
tidak bersin dan pilek ketika hitungan pertama menginjak kaki di mushala
4.
Dibawah
meja, ada tempat sandaran kakinya, karena kalau bagi penulis, atau kadang
berbicara santai atau serius, warga sering mencari-cari sandaran kakinya,
karena tidak mungkin meletakkan kakinya dikursi yang ada lawan bicara di depannya.
5.
Kamar
mandinya bersih dan wangi
6. Ketika
kita mau bayar, begitu kita angkat tangan, tanpa perlu bersuara pelayan lansung
menghampiri, lansung real count, tidak quick count lagi.
7. Dimanapun
kita duduk, ada colokan listriknya dan dimanapun kita duduk, selalu tersedia
kabel box jika kita perlukan
8. Warung
kopinya buka 24 jam, karena ini adalah surganya bagi para warga golongan begadang
dan golongan insomnia.
9. Ada live musik
10. Ramah bagi
anak
Kadang kala, diantara ke 10 ciri itu, kadang hanya terpenuhi 5, tetapi
kekurangan 5 ciri, terpenuhi 1 , kekurangan 9 ciri, belum ada yang bisa di satu
tempat terkumpul ke 9 ciri ini, karena kalau anda menemukan ke 9 ciri ini
disatu tempat, maka anda telah menemukan surga di warung kopi.
Bagi teman, sahabat, yang mau membuka usaha warkop,
perhatikanlah ke 10 ciri ini, maka mudah-mudahan warung kopi anda sukses dan jaya
Maju terus warung kopi Aceh, ini surga terakhir di bumi yang
kita punyai…