Apa yang sebenarnya di “miliki” manusia ?

Teuku Muhammad Jafar Sulaiman, MA 

Manusia (Homo sapeiens) terlempar dari surga karena tidak mampu mengelola kesenangan yang sejatinya ada batasan untuk dinikmati. Ketika manusia terlempar kebumi, keeping – keping surga yang terbawa itu jatuh berserakan disegala penjuru, sehingga harus kembali dikumpulkan untuk disatukan agar surga itu ada di dunia saja dan tidak perlu lagi kembali kelangit atau ditempat lainnya. Bawaan manusia pertama sekali adalah pengetahuan, bukan kerusakan, tetapi kemudian pengetahuan diletakkan manusia dibawah nafsu merusaknya, sehingga berbagai pertumpahan darah dan kerusakan berikutnya menjadi ikutan manusia.

Sekitar 70.000 tahun lalu, organisme dari spesies Homo sapiens mulai membentuk struktur-struktur yang lebih rumit lagi yang dinamakan kebudayaan. Perkembangan selanjutnya dari budaya-budaya ini dsebut sejarah. Dalamsejarah hidup manusia, ada tiga revolusi penting yang kemudian membentuk jalannya sejarah : Revolusi Kognitif mengawali sejarah sekitar 70.000 tahun lalu. Revolusi Agrikultur mempercepatnya sekitar 12.000 tahun lalu. Revolusi Saintifik, yang baru mulai berjalan 500 tahun lalu,kemungkinan akan mengakhiri sejarah dan manusia akan memulai sesuatu yang benar-benar baru dan benar-benar berbeda. Mungkin pada fase inilah covid 19 telah bekerja, memaksa manusia untuk memulai lagi dari nol sesuatu yang benar-benar baru.

Sumber : lampost.co
Tujuh puluh ribu tahun lalu, manusia hanyalah binatang yang tak signifikan, yang mengurusi urusannya sendiri disatu sudut dunia. Dalam millennium berikutnya, manusia bertransformasi menjadi penguasa segenap planet dan meneror segala ekosistem. Kini manusia berada di ambang menjadi Tuhan, tergerak untuk meraih tidak hanya kehidupan abadi, tetapi kemampuan ketuhanan untuk menciptakan dan menghancurkan. Yuval Noah Harari menyatakan, jika manusia tidak bisa melampaui ini, maka berikutnya, binatanglah yang akan menjadi Tuhan, karena yang akan tinggal hanya binatang dan manusia akan punah.

Lantas, dari sekian perjalanan manusia itu, apa yang sebenarnya dimiliki manusia ?, Apa ada  yang tidak terenggut dari manusia sehingga menjadi sesautu yang abadi yang dimiliki manusia ?, apakah kekuasaan, harta benda, teknologi ?, ternyata tidak, semuanya terenggut dari manusia bahkan terenggut dengan cara-cara yang tidak terhormat dan bermartabat dari manusia.

Fir’un adalah diktator paling abadi sepanjang masa, dia adalah simbol kesadisan, kebengalan dan kebar-baran manusia, dia adalah Tuhan yang bisa merenggut dan mematikan manusia kapanpun dia suka. Namun tiran paling klasik ini harus mati tenggelam dalam lautan, sebuah kematian yang sangat tidak terhormat bagi seorang raja yang menjadi tuhan. Senasab dengannya kemudian adalah Namruz, seorang Tiran yang menantang Tuhan dan berani membakar nabi Ibrahim, namun kekuasannya terenggut oleh kematian. Dia mati sangat tidak terhormat, hanya oleh seekor nyamuk, bukan oleh pertarungan atau pertempuran yang patriotic seperti perang Troya atau Gladiator.

Imperium besar mana yang tidak terenggut dan tenggelam?,  Turki Usmani, adalah sebuah imperium besar, separuh dunia sudah dikuasainya, sehingga seandainya saja Turki Utsmani menguasai seluruh dunia, maka tidak akan pernah ada simbol bulan sabit dan bulan bintang bagi umat Islam. Bulan sabit adalah lambang bahwa seperempat dunia telah dikuasai oleh Turki. Tetapi demikian besarnya Turki Usmani, kemudian runtuh dan hancur, hanya oleh seorang pemuda bernama Attaturk, Turki yang agamis pun berubah menjadi sebuah negara sekuler, sampai sekarang.

Di Iran, tidak ada yang berani memprediksi bahwa Syah Reza Pahlevi akan runtuh, pendiri Imperium Persia, raja Monarkhi Iran yang menyebut dirinya “Yang Mulia Baginda”,memegang gelar kerajaan Shahanshah (Raja segala raja), Aryamehr (Cahaya bangsa Arya) dan Bozorg Arteshtārān (Kepala Pejuang diktator Iran), kekuasaan runtuh pada oleh seorang ulama sederhana bernama Imam Khomeini.

Daam sejarah Barat, Raja Louis XIV Perancis, yang sudah menjadi Tuhan, dengan titah “ raja adalah hukum dan hukum adalah raja”, tinggal di istana megah, hidupnya harus berakhir tragis dibawah Guillotine, dia mati oleh sebuah alat yang diciptakan olehnya sendiri. Kita juga telah menumbangkan sebuah kekuasaan orde baru. dictator Diktator-doktator Tunisia, Sudan, Libya, Irak, semua runtuh dan berakhir tragis, telepas dan terserah apakah ada design yang bekerja untuk itu atau tidak, tetapi kekuasaannya runtuh, sang pemimpin itu tidak pernah bisa mempertahankan kekuasaannya. Ketika saatnya harus runtuh, maka dia tetap akan runtuh, mekanisme apapun pasti akan bekerja untuk meruntuhkannya. Ketika sebuah kekuasaan, ketika sebuah sistem sangat zalim kepada manusia, merendahkan manusia, menganiaya manusia, maka dia pasti akan runtuh dan hancur. 

Semua diktator dunia, hancur, runtuh dan mati mengenaskan, mati dalam debu dan dalam abu, lihatlah bagaimana matinya seorang Adolf Hitler, Bennito Musolini.
Kala jaya, mereka adalah penguasa mutlak. Sekali bertitah, tak ada yang bisa membantah. Memerintah dengan tangan besi, dan tak jarang berlumuran darah.
Beberapa dari para diktator dunia menemui akhir yang tragis dan penuh penghinaan. Bahkan di tangan rakyatnya sendiri.

Benito Mussolini jasadnya digantung terbalik dan diperlakukan penuh penghinaan. "Tujuh tahun lalu aku sosok yang menarik. Tapi sekarang, aku mayat hidup.", kata Mussolini mendekati kematiannya.Ramalannya terbukti, hanya beberapa bulan kemudian, ia benar-benar menjadi mayat. Orang-orang yang lewat meludahi tubuh-tubuh tak bernyawa itu, dan melemparinya dengan batu.

Hitler mati tidak ditempat kehormatannya, tetapi di lubang persembunyian. Saat kabar buruk sampai ke lubang persembunyiannya, Hitler mempersiapkan diri untuk menghabisi dirinya sendiri. Apalagi, ia sudah mendengar apa yang dialami Mussolini. Sang fuhrer minta jasadnya dibakar daripada dipermalukan. Pada 30 April 1945, Hitler dan Braun menuju bagian terbawah bunker. Braun diduga menenggak sianida, sementara Hitler menembak dirinya sendiri. Bawahannya, seorang Letnan lalu membakar jasad mereka.

Pemimpin komunis terakhir Rumania menemui ajalnya di Hari Natal 1989. Desember itu, rakyat mulai memberontak dan Nicolae Ceausescu berusaha menenangkan rakyatnya dengan pidatonya yang diucapkan sangat hati-hati pada 21 Desember. Hari berikutnya, Ceausescu dan istrinya Elena melarikan diri dari Bucharest, beberapa menit sebelum massa mulai dikuasai amarah dan mengamuk.
Namun, pasangan itu tertangkap dan dibawa ke tahanan oleh pasukan Angkatan Darat. Ceausescu diadili dan dijatuhi hukuman mati atas tuduhan genosida dan korupsi. Meski ada biasanya ada jeda 10 hari sebelum eksekusi, hukuman mati terhadap Ceausescu dilakukan dengan segera. Dengan kondisi tangan terikat, ia dan istrinya dipaksa menghadap tembok lalu diberondong peluru.

Aceh, sebuah provinsi paling Barat Indonesia, tidak ada yang percaya dan mengatakan mungkin bahwa sebuah hukum syariat bisa berlaku di sini, sebuah hal yang mustahil ditengah kuatnya kuku kekuasaan orde baru. Namun sekarang sudah berlaku dan berjalan selalu hampir 20 tahun. Sama dengan kita tidak  akan percaya bahwa syariat Islam suatu saat nanti akan terenggut dari Aceh, sangat mungkin suatu saat nanti syariat Islam ini akan kembali hilang dari Aceh, apalagi ketika syariat Islam ini berada digenggaman kekausaan dalam prakteknya merendahkan bahkan melecehkan martabat manusia. Ketika manusia merasa bahwa aturan Islam yang sejatinya milik Tuhan, namun di jadikan milik manusia dengan sewenang-wenang sehingga memperlakukan manusia sekenanya, maka semua itu akan segera tercabut dari tangan-tangan manusia yang jahil.

Ketika manusia merasa memiliki, maka manusia pasti akan cepat kehilangan sesuatu, ketika manusia merasa memiliki apapun, ketika itu hilang dari genggamannya maka manusia itu akan sakit secara psikis, dia tidak pernah rela itu terenggut darinya. Namun ketika manusia tidak pernah merasa memiliki apapun, ketika itu harus terlepas dan terenggut darinya, maka manusia itu kan tetap tenang saja, karena dia tidak pernah merasa memiliki, yang ada padanya hanyalah sesuatu yang singgah sementara, barangkali untuk dikelola dan untuk dijaga.

Sejatinya, manusia tidak memiliki apapun, kecuali bayangannya sendiri, namun itupun hanya pinjaman, dan hanya ada ketika ada cahaya matahari.  Ketika manusia merasa memiliki apapun, maka disitulah awal kejatuhan manusia. Sejatinya manusai tidak memiliki apapun, ketika manusia bisa berada di maqam ini maka manusia akan benar-benar hidup sebagai seorang hamba Tuhan dan benar-benar sebagai budak Tuhan, tidak menjadi budak kekuasaan, tidak menjadi budak harta dan budak ketamakan. Pada akhirnya yang tidak pernah terenggut dari manusia adalah ketika dia menjadi hamba, menjadi hamba Tuhan.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url

Baca Juga Tulisan Lainnya :