Marx, Komunisme dan Islam : Apa Kabar Nabi Kaum Buruh ?

Teuku Muhammad Jafar Sulaiman  

Karl marx adalah episentrum perlawanan dunia. Tak ada seorang pemikirpun diabad kesembilan belas yang memiliki pengaruh begitu lansung, permanen dan kuat terhadap umat manusia selain Karl Marx. Baik selama masa hidupnya maupun setelah kematiannya, marx membuktikan betapa kuat pengaruh moral dan intelektualnya terhadap para pengikutnya. Bagi Isaiah Berlin, Marx bukanlah seorang agitator dan orator yang ulung, tetapi dia adalah seorang teoritikus dan seorang intelrktual. Marx secara signifikan menghindari kontak lansung dengan massa. Namun seluruh hidupnya dipersembahkan kepada berbagai kajian tentang kepentingan massa, ungkap Berlin, filosof dan sejarawan pemikiran. 

Sumber : Google 
Marx dianugerahi pikiran yang kuat, sangat aktif, konkret dan tidak sentimental, dia juga dianugerahi rasa ketidakadilan (sense of injustice) yang tajam dengan kepekaan yang tinggi terhadap realitas objektif. Marx ditolak oleh retorika dan emosionalisme para intelektual dan oleh kebodohan dan rasa puas diri kalangan borjuasi. Golongan intelektual sering dipandang Marx sebagai golongan dengan obrolan tanpa tujuan, jauh dari realitas dan sungguh menyebalkan. Golongan kedua bagi Marx adalah kaum hipokrit sekaligus menipu diri sendiri, mereka dibutakan oleh aspek mengejar kekayaan dan status sosial.

Ketika polisi jerman memproklamirkan Karl Marx sebagai “orang yang paling berbahaya”, usianya waktu itu 31 tahun. Marx kemudia di usir dari Koeln, tanah kelahirannya karena dituduh membuat kekacauan dalam masyarakat, dimana melalui koran New Rheiniche Zeitung, marx menghasut rakyat untuk melakukan pemberontakan terhadap undang-undang yang berlaku dan mendirikan sebuah republik sosialis sebagai gantinya.

Marx adalah petarung sajati, di usir dari Jerman, dia singgah di Perancis, namun dikota ini, kehadiran nabi kaum buruh ini juga sangat tidak dikehendaki. Dengan kantong kosong, perut lapar dan tubuhnya yang digerogoti penyakit, Marx menuju London, sebuah pusat industry Eropa saat itu. Di London, Marx ibarat ikan yang bertemu air, dan British Museum adalah kolam besar dan sebuah altar suci tempat marx melahirkan karya-karya besar dan karya-karya terpentinya. Di ruang baca museum inilah Das Kapital lahir, “AKu selalu berada di British Museum mulai pukul 9 pagi sampai jam 8 malam”, tulis Marx dalam sebuah suratnya ditahun 1851.

Meskipun ramalam Marx tentang berakhirnya kapitalisme terbukti melesat, anak pengacara yag lahir di tepi sungai Mosel, Trier, 5 Mei 1818 ini tetap diakui sebagai seorang manusia besar, diakui sebagai pemikir besar. Bahkan tidak kurang Karl Raimund Popper, pengkritik Marx yang paling tajam, menyebut Marx sebagai yang sangat besar, ketulusannya tidak perlu diragukan dan Marx adalah seorang pencari kebenaran sejati.

Das Kapital telah membawa Karl Marx kepada ketenaran abadi, sebuah ketenaran immortal dari seorang pemikir. Buku itu menjelma menjadi kita suci kaum buruh, meskipun seluruh buruh dunia yang membaca Das Kapital secara tuntas hanya bisa dihitung dengan jari, dia punya pengaruh begitu besar terhadap kaum proletar di belahan dunia manapun. Betapa Marx menjelma menjadi nabi bagi kaum buruh dan Das Kapital sebagai kitab sucinya. Hans Morgenthau, pemikir besar politik hubungan internasional, menceritakan bahwa masa kecilnya tinggal di Bavaria dan punya ayah seorang dokter, sang ayahnya bercerita kepadanya bahwa kebanyakan pasien ayahnya adalah buruh tabang yang kebanyakan terserang TBC. Disaat pasien tersebut dalam kondisi kritis, layaknya pasien yang sedang menghadapi sakratul maut, ketika para buruh ini ditanya apa permintaan terakhirnya, mereka menjawab bahwa mereka bisa memilih cara mati yang lebih bermartabat, namun alih-alih meminta agar mereka didampingi rohaniawan, justru mereka meminta agar mereka dimakamkan bersama dengan buku Manifesto Komunis.

 Sejarawan Eric Hobsbawn menggambarkan bahwa betapa Manifesto Komunis benar-benar menjadi hantu yang bergentayangan. Ketika semuanya tenang-tenang saja, Manifesto ini menghilang. Ketika masalah datang, Manifesto ini muncul lagi. Orang yang sudah lupa akan ingat kembali. Ketika rezim fasis berkuasa, Manifesto ini akan menjadi buku yang masuk dalam daftar wajib dibaca. Ketika orang bermimpi tentang perlawanan, bahkan jika mereka bukan komunisme , bahkan jika mereka tidak percaya komunisme, Manifesto menjadi music yang memberi irama bagi mimpi-mimpi mereka.

Marx dan Islam
Ajaran komunis adalah ajaran yang paling dekat dengan Islam, apalagi jika terkait dengan konsep dan cita-cita masyarakat tanpa kelas. Ajaran Karl Marx tentang "kepemilikan" adalah ajaran yang paling dekat dengan Islam. Karl Marx berpendapat bahwa selama manusia berproduksi dalam "sistem kepemilikan", maka manusia akan terus teralienasi. Hasil kerja yang seharusnya menjadi miliknya dikuasai oleh orang lain. Aktivitasnya dalam kerja bukan diorientasikan untuk pengembangan diri, namun untuk sesuatu diluar kerjanya dan ini adalah sesuatu yang sangat ditentang dalam Islam. (https://www.philosufi.co/…/apa-yang-sebenarnya-di-miliki-ma…).
Ajaran sejati Islam bukanlah konsep kepemilikan, karena manusia tidak pernah punya kepemilikan mutlak, tetapi keadilan distribusi. Dalam Nabi dan rasul yang diutus Allah dalam Islam sangat menentang pengumpulan modal, pengumpulan kekayaan hanya pada satu orang, seperti yang sangat dibecni Marx kepada kaum borjouis maka Islam memerangi orang-orang kaya yang tidak mau berzakat, karna dalam zakat itu ada nilai distribusi keadilan, sedangkan jika tidak mau membayar zakat, maka orang tersebut akan terus menumpuk-numpuk hartanya tanpa pernah didistribusikan.
Selamat Milad ke 202 Karl Marx (5 Mei 1818 - 5 Mei 2020). Semoga damai dan tenteram disana disebuah dunia yang benar - benar tanpa kelas seperti yang engkau cita- citakan.
Selamat Milad Marx, Husnul Khatimah...


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url

Baca Juga Tulisan Lainnya :