Mengapa Taliban begitu Membenci Perempuan ?
T. Muhammad Jafar Sulaiman, MA
Suatu ketika Rasulullah SAW mendapati Umar sedang menangis dan tertawa hampir bersamaan. Melihat itu, Rasulullah berkata kepada Umar : " Wahai Umar, ceritakan padaku apa hal yang paling lucu dan paling menyedihkan dalam hidupmu ?
Umar bin Khattab menjelaskan bahwa yang membuatnya menangis adalah ketika masa jahiliyah ia mengubur anak perempuannya hidup-hidup. Terbayang olehnya seandainya saja anak perempuannya masih hidup. Ia akan bisa bersama mereka.
Lantas yang membuatnya tertawa adalah ketika masa jahiliyah ia terbiasa membuat patung-patung berhala sebagai Tuhan dari gandum dan manisan. Ketika ia lapar
maka ia terpaksa memakan Tuhan nya tersebut.
Mendengar hal tersebut Rasulullah SAW pun ikut tertawa.
Dari kisah ini kita bisa mengambil pelajaran berharga bahwa masa jahiliyah adalah masa paling gelap dan paling bodoh dalam sejarah Islam, di mana akal dan hati nurani tidak berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga sangat tidak pantas jika masa jahiliyah ini diulangi lagi.
Pada masa jahiliyah perempuan tidak mempunyai harga sama sekali. Bahkan memiliki anak perempuan adalah aib besar. Karena dianggap tidak berguna, tidak bisa berperang dan tidak bisa mewariskan kejayaan serta kemuliaan. Bahkan perempuan dianggap sesuatu yang bisa diwariskan. Tak ubahnya seperti barang atau benda mati belaka.
Pertanyaan paling penting bagi umat Islam saat ini adalah "apakah masa jahiliyah ini telah berakhir ?". Sejatinya, seiring perkembangan pengetahuan dan peradaban, era jahiliyah ini telah berakhir. Ternyata, itu semua belum berakhir, karena taliban telah mengulang kembali periode - periode paling gelap tersebut dalam konteks kekinian, bahkan lebih parah dari itu.
Taliban tidak mungkin belajar dari penyesalan seorang Umar, jangan kan itu, Rasulullah sebagai pembebas perempuan dari segala penindasan pun tidak diikuti oleh taliban. Ketika Rasulullah 1500 tahun lalu membebaskan perempuan yang disandera Jahiliyah, hari ini, taliban justru kembali memenjara perempuan.
Jika begitu tampilannya, lantas siapa yang diikuti taliban ?, Allah dan RasulNya ?, mustahil. Lalu Islam mana yang diikuti taliban ?, Islam yang dibawa Rasulullah Muhammad ?, mustahil.
Sebagian dari umat Islampun begitu terpana dengan taliban, ketika taliban mengklaim akan menegakkan syariat Islam dengan hukum - hukum Allah, seolah - olah itu adalah kemenangan Islam politik, padahal itu adalah arang yang mencoreng wajah Islam yang rahmatan lil'alamin.
Dalam literatur pengetahuan, apa yang dipraktekkan taliban sebenarnya adalah "alienasi", model ini adalah model hidup yang sangat pengecut dan penuh ketakutan "fear". Mereka tidak berani hidup dengan kebiasaan warga dunia, mereka tidak berani hidup sesuai dengan perkembangan kehidupan manusia, yang tentu sangat berbeda dengan masa dulu. Ketidak sanggupan itu lantas membuat mereka teralienasi sehingga mereka menampakkan superioritas mereka dengan menegakkan aturan yang sangat bertentangan dan sangat berbeda dengan kebiasaan warga dunia baik Islam maupun lainnya.
Model hidup yang selalu menjadikan perempuan sebagai biang kehancuran diruang - ruang publik, sehingga perempuan harus dikurung, dibatasi, dijadikan properti, hanya dijadikan aset reproduksi, adalah model hidup yang penuh ketakutan (fear), dilevel ini, sama sekali tidak ada cinta dan kasih sayang, tabiat seperti ini tentu telah menurunkan level Islam dari rahmatan lil'alamin kepada agama penebar ketakutan.
Seharusnya, dengan model kehidupan kita saat ini, model seperti taliban ini tidak ada lagi dimuka bumi, kenyataan pahit, dia masih ada, karena ada sebuah kekuatan dunia yang mendesign taliban tetap ada, sehingga ketika di afganistan taliban bersenjata menguasai negera, maka ditempat lain, sebagian umat Islam, meskipun tanpa kekuatan senjata, dilevel negara, provinsi, kebupaten kota telah menyuburkan taliban melalui melalui berbagai kebijakan dan peraturan - peraturan yang tanpa disadar semuanya itu berkaitan, sehingga jika semua ini tidak diakhiri, berkali kali lagipun taliban di afganistan tumbang, maka tetap akan lahir taliban yang baru.
Lantas, apa solusi dari semua problem ini ?, jawabannya hanya satu : Revolusi Syariat .