Manusia Mahkluk Anti Spiritual

Manusia itu makhluk anti spiritual, buktinya, nabi adam saja terusir dari Surga. Manusia akan berubah dari makhluk anti spiritual menjadi makhluk spiritual adalah ketika berjumpa Tuhan di dunia, selama tidak berjumpa Tuhan di dunia, maka selamanya akan menjadi makhluk anti spiritual, karena adakah yang lebih anti spiritual dari tidak pernah berjumpa Tuhan didunia, lalu menyembahnya karena merasa sangat mengenalNya ?

Setelah Nabi Adam terusir dari surga, puluhan tahun Adam memohon ampun, Tuhan tidak mengampuni. Namun, ketika nabi Adam menyebut nama Rasulullah Muhammad, baru kemudian Allah mengampuni Adam. Rasulullah adalah yang punya otoritas spiritual dan pemegang otoritas spiritual, sehingga ketika Adam menyebut nama Rasulullah Muhammad, maka nabi Adam telah berdoa kepada sosok yang tepat, karena telah mengenal Nur Muhammad ketika berada di surga. Nabi Adam yang seorang nabipun, baru diampuni ketika menyebut nama Muhammad, karena telah mengenalnya ketika berada di Surga, lalu bagaimana nasib manusia - manusia sekarang, yang jangankan berjumpa Tuhan, berjumpa Rasulllah saja tidak pernah, karena Rasulullah telah wafat ribuan tahun lalu ?.

Yang tidak di percayai manusia adalah nur Muhammad itu tetap abadi sepanjang masa dan hanya berpindah saja kepada yang dikehendaki Tuhan, yang ketika nabi dan Rasul tidak ada kemudian disebut Wali Allah, karena itu cari dan temuilah Wali Allah yang didalam diriNya ada Nur Allah dan Nur Muhammad, karena ini adalah jalan keselamatan manusia, ketika manusia tidak percaya dan tidak mau mengikuti, padahal disinilah jalan keselamatan manusia, maka  manusia tidak mungkin selamat.

Alamiahnya, setiap manusia memang butuh sosok yang bisa memberikan  kepastian, keselamatan dan perlindungan dalam hidupnya, dan ini tidak pernah ada pada kepemimpinan politik, karena tidak pernah ada keselamatan dan kepastian  dalam politik, keselamatan hanya bisa diberikan oleh pemegang otoritas spiritual.

Politik  bekerja untuk  menundukkan spiritual dibawahnya, namun ketika pemimpinnya punya kapasitas spiritual, apalagi punya otoritas spiritual, maka kepemimpinannnya akan menundukkan politik dbawah spiritual, sehingga proses politik itu hanya menjadi wadah bagi terwujudkan kesejahteraan dan kemakmuran dengan mempraktekkan keadilaan ilahi melalui pemimpin yang memimpin dengan spiritual.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url

Baca Juga Tulisan Lainnya :