Michel Foucault, Revolusi Islam dan “Spiritualitas Politik”


Berbicara konteks politik global, dunia terus digiring dan terus dipertahakan untuk dikendalikan oleh demokrasi (tentu dalam banyak variannya), mayoritas menyatakan bahwa demokrasi adalah keniscayaan dan menjadi sebuah ukuran dalam penyelenggaraan negara, dengan kata lain, demokrasi menjadi sebuah ukuran perkembangan dan konstelasi politik global, semua harus diletakkan dan diadaptasikan dengan demokrasi  dan prinsip-prinsip demokrasi, terutama demokrasi arus utama (main stream) yaitu demokrasi liberal. Tetapi apakah benar seperti itu ?

 

Iran merupakan salah satu negara yang mengalami transformasi politik paling berpengaruh di dunia. Revolusi Islam Iran telah menimbulkan efek yang dahsyat bagi negara-negara sekitarnya dan juga bagi dunia. Revolusi Islam 1979 adalah salah satu titik balik paling penting dalam sejarah Iran modern. Peristiwa revolusi Islam membawa perubahan besar, tidak hanya perubahan radikal sistem politik negara Iran dari sebuah kerajaan menjadi Republik Islam, melainkan juga mengubah konstelasi politik global dan juga polarisasi kekuatan geopolitik dunia secara signifikan

 

Source : Google

Dalam skema politik global, revolusi Islam Iran yang telah berlansun9 43 tahun lalu (1979), punya tafsiran khusus bagi seorang Michel Foucault. Secara khusus, Foucault menyatakan kekagumannya terhadap revolusi Islam Iran dan menyebutnya sebagai sebuah bentuk “politik baru” yang menandai  kelahiran format baru “spiritualitas politik”, tidak hanya untuk Timur Tengah, tetapi juga untuk Eropa yang telah mengadopsi praktek politik sekuler sejak Revolusi Prancis.

 

Foucault mengakui kekuatan inspiratif yang besar dari wacana Islam revolusioner, tidak hanya untuk Iran, tetapi untuk dunia. Menurut Foucault, sebagai sebuah gerakan Islam, revolusi Iran dapat membakar seluruh kawasan, menumbangkan rezim-rezim yang labil, dan mengguncang rezim-rezim yang solid. Islam, yang bukan hanya sebuah agama, tetapi juga suatu cara hidup (way of life) yang menyeluruh dan sebuah peradaban, memiliki peluang besar untuk menjadi sebuah pengikat raksasa, dengan ratusan juta pemeluknya. Penting diakui bahwa dinamika gerakan Islam adalah jauh lebih kuat daripada gerakan Marxis, Lenin dan Maois”

 

Disisi lain, Revolusi 1979 yang terjadi di Iran  adalah sebuah ketidak laziman Islam dari yang biasanya, sifat-sifatnya menjadi antitesa pandangan politik Barat dan kaum sayap kiri sekuler pada umumnya. Revolusi yang dipimpin para  mullah (ulama), membuktikan bahwa satu frasa yang paling spektakuler dalampemikiran politik Eropa hanyalah satu pernyataan yang dibuat pada waktu dan tempat tertentu saja. Ini mengingatkan pada ungkapan tersohor Foucault tentang Marxisme, “Marxisme hidup dalam dunia pemikiran abad ke -19 seperti ikan di dalam air”. Kemungkinan besar Foucault memandang revolusi religius Iran sebagai kesempatan untuk mengingatkan para Marxis tentang keterbatasan epistemologis mereka. Foucault seolah ingin mengatakan bahwa Iran mengingatkan orang Eropa, betapa miskinnya gagasan revolusi Eropa (Revolusi Prancis).


Source : Istiraki Dergisi

Penekanan Foucault lainnya terhadap posisi politik Iran dengan Gerakan revolusinya adalah tentang bagaimana sebuah negara Muslim tak hanya menjungkir balikkan konsepsi modernitas Barat, tetapi juga narasi Barat berkenaan  dengan bagaimana suatu negara menjadi modern, menjadi modern tidaklah harus seperti Barat, Foucault menyebutnya dengan “kegilaan Iran”.

 

Hal ini tentu tidak main-main, seorang Foucault juga melihat bahwa serangan besar kolonialisme dan imperialisme Barat kedunia Islam dari segala arah pada abad ke-19 dan abad ke-20 melalui dimensi pemikiran, politik, ekonomi, militer dan juga melalui struktur sosial kebudayaan dengan memperlihatkan dasar-dasar ketidak mampuan dan ketertinggalan pemikiran, peradaban, politik dan ekonomi kaum muslimin, menyebabkan munculnya ide pembenahan, perubahan dan modernisasi serta perlawanan terhadap pengaruh Barat pada masyarakat Islam. Angin revolusi yang dihembuskan Iran nampaknya menimbulkan adanya upaya pembenahan didunia Islam, serta upaya perjuangan membebaskan diri dari kekuasaan kolonial, membentuk dan mengembangkan negara bangsa yang merdeka dengan segala tekanan dan permasalahan modernisasi. Pengaruh modernisasi tersebut banyak memberikan tekanan terhadap perubahan sistem politik negara-negara muslim terutama pada awal abad ke-20.

 

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url

Baca Juga Tulisan Lainnya :