TERIMA KASIH SEKULARISME : SUFISME, SEKULARISME DAN AGAMA MASA DEPAN
T. Muhammad Jafar
Semua umat beragama di dunia, harus berterima kasih kepada Sekularisme. Karena secara pengetahuan akademis dan secara tata kelola kehidupan manusia yang modern, sekularisme telah membebaskan agama dari segala kebodohan dan segala keterbelakangan pemikiran manusia dan membebaskan Tuhan dari segala tuntutan, segala tuduhan dan pengalihan manusia dari segala kesalahan dan ketidak mampuan manusia dalam menjaga dunia, dalam menjaga alam dan dalam menjaga keharmonisan relasi antar manusia.
Sekularisme, yang pada operasionalisasinya menghendaki adanya sekularisasi telah menyelamatkan agama dari alibi segala kesalahan manusia kepada takdir Tuhan. Sekularisasi adalah semua upaya untuk menjelaskan segala gejala yang terjadi didunia ini dengan penyebab yang ada didunia, bukan dengan penyebab surgawi, tidak mencampur adukkan perkara didunia dengan perkara surga sehingga tidak terlalu mudah menyalahkan Tuhan sebagai penyebab banjir, penyebab tanah longsor, kebakaran hutan, penyebab segala kemiskinan dan penyebab perang antar manusia gara-gara salah kelola yang dilakukan manusia.
Dalam sejarah manusia, sebelum ada sekularisasi, manusia sangat gampang sekali menyalahkan Tuhan, “itu karena Tuhan murka”, “itu karena Tuhan Marah”. Dalam prakteknya, sekularisasi adalah mencari penyebab secara objektif diluar diri manusia dengan mengamati dunia. Manusia-manusia yang suka sekali mengembalikan segala ketidak mampuan manusia untuk mengatasi segala persoalan yang sebenarnya diciptakan oleh manusia sendiri adalah manusia-manusia yang sangat lemah akal dan rasionalnya, tidak mau maju dan tidak mau berubah menjadi lebih baik, tentu sangat tidak adil menjadi manusia ketika segala kesalahan dan kecerobohan yang dilakukannya sendiri, lalu manusia menyalahkan Tuhan, tentu manusia – manusia seperti ini adalah manusia yang paling zalim di muka bumi.
Source : Google |
Manusia yang hidup dari spirit sekularisasi, adalah manusia yang hidup dengan pola yang sehat, sehingga relasi dan koneksi yang terjalin antara dia dengan Tuhan adalah relasi dan koneksi yang sangat harmonis, apa adanya, tanpa ada yang ter “hiden” dalam relasinya dengan Tuhan. Sedangkan manusia yang hidup dari spirit doktrin, spirit yang selalu mencari dalil adalah manusia yang hidup dengan pola yang sangat tidak sehat, selalu bersyarat, sangat tidak harmonis, dan ada banyak sekali “agenda tersembunyi” dalam hubungan dia dengan Tuhan, biasanya dalam relasi yang terbangun dari spirit seperti ini adalah relasi yang penuh dengan segala persyaratan-persyaratan tertentu dan penuh dengan segala kerumitan-kerumitan yang diciptakan sendiri yang padahal sama sekali tidak perlu, biasanya dilevel hubungan seperti ini kebanyakan suka bermain di angka-angka kesadaran dan pencerahan, bermain di naik turunya angka-angka kesadaran dan level kesadaran manusia, padalah kalau kita lihat secara sederhana, misalnya dari teori emanasi, hubungan yang terbangun antara manusia dengan Tuhan adalah dalam ketidak sadaran dan ketidak sadaran ini adalah keadaan yang paling sadar bagi manusia, karena kondisi inilah kondisi yang paling murni dari Tuhan sendiri dan ukurannya adalah ukuran dari Tuhan sendiri, bukan dari ukuran manusia, karena sejatinya relasi dan koneksi antara manusia dengan Tuhan itu yang paling murni adalah yang paling sederhana, bukan yang paling rumit, karena yang paling sederhana itu adalah siapa yang paling taqwa, bukan siapa yang paling tinggi angka-angka. Ketaqwaan adalah rumus yang paling sederhana dari Tuhan kepada manusia untuk menjumpai Tuhan, namun manusia sendirilah yang memperumitnya, lalu merubah taqwa itu menjadi angka-angka. Untuk menemukan jawaban mengapa masih ada manusia dengan tipikal seperti ini, maka kita harus mencari apa problem utama dunia dan problem utama manusia untuk menemukan sistem atau jalan hidup apa yang paling selaras dengan kehidupan manusia.
Modernitas, Problem Utama Dunia dan Problem Utama Manusia
Modernitas (modernity), atau “kemodernan”, merujuk pada kehidupan masyarakat modern : suatu masyarakat dengan keadaan sosial yang telah mengalami perubahan yang berbeda dari keadaan masyarakat sebelumnya di abad pertengahan. Modernitas muncul terdorong oleh perubahan pemikiran di bidang ilmu pengetahuan (revolusi ilmu pengetahuan), perubahan di bidang tata kelola ekonomi (revolusi industri Inggris) dan tata kelola sosial (revolusi Prancis). Perubahan-perubahan tersebut membawa konsekuensi kelahiran elemen-elemen modernitas yaitu : sains, teknologi, demokrasi dan kapitalisme.
Dunia modern lahir karena transformasi kehidupan manusia, dari Theo sentris ke Logo sentris (Dari dominasi Institusi Agama- dominasi pengetahuan, akal, rasio). Modernisme menganggap bahwa semua persoalan manusia dapat dijawab dan diselesaikan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ternyata, Ilmu Pengetahuan dan teknologi justru menambah persoalan baru bagi manusa dan tidak bisa menyelesaikan persoalan manusia sehingga melahirkan kekecewaan baru, (post – modernism)
Saat ini kehidupan manusia sudah sedemikian komplek dan semakin pesat, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi perlahan – lahan telah mempengaruhi kehidupan atau gaya hdup manusia kontemporer saat ini. Tetapi apakah teknologi sistem yang paling tepat untuk manusia ?. Modernitas sendiri adalah satu proyek yang belum selesai bagi manusia. Dalam modernitas banyak hal yang harus diselesaikan oleh manusia modern. Bukannya bergerak kearah yang lebih maju, modernitas justru terus berlawanan dengan dirinya sendiri, malah menentang dirinya sendiri, yaitu masih adanya kolonisasi dunia kehidupan manusia oleh sistem. Seperti yang di ungkapkan Jurgen Habermas dalam kritiknya terhadap modernitas dalam mazhab Frankfurt.
Ketika modernitas sendiri yang paling diagung-agungkan manusia melahirkan kolonisasi baru terhadap kehidupan manusia, lantas apa yang menjadi problem utama dunia dan problem utama manusia yang sampai saat ini menempati pikiran – pikiran manusia di tengah segala kemajuan yang dialami ?
Setelah kegagalan modernitas tersebut, problem utama manusia tersebut adalah menemukan sistem atau jalan hidup apakah yang paling selaras, paling sesuai dengan manusia, sehingga manusia akan mencapai kehidupan yang paling bahagia ?, apakah sistem itu adalah agama ?, spiritual ?, sains ?, teknologi ? atau lainnya ?. Untuk menemukan sistem dan jalan hidup ini, manusia telah mencoba dan melalui berbagai konflik, berbagai perang antar manusia, melalui berbagai pemusnahan, pembunuhan dan penghilangan manusia diberbagai belahan dunia, manusia juga telah mempraktekkan berbagai sistem politik, sistem ekonomi, sistem pemerintahan, mempraktekkan berbagai teknologi, namun tidak ada yang ditemukan manusia dari dulu sampai sekarang kecuali hanya kehampaan dan kegelisahan yang terus berulang – ulang, semua yang telah dilalui tersebut tidak mampu dan tidak bisa menjawan semua pertanyaan – pertanyaan eksistensial manusia secara ilmiah seperti : bagaimana Tuhan sebenarnya ?, bagaimana manusia sebenarnya ?, bagaimana dunia yang sebenarnya ?, bagaimana kehidupan yang paling sempurna dan paling ideal bagi manusia ?, apakah manusia bisa hidup saling mengasihi tanpa harus saling berperang, saling menguasai dan saling membunuh ? .
Manusia modern bahkan post modern, bagaimanapun maju dan canggih teknologinya, bagaimanapun super kecerdasannya, tetap akan mengalami kehampaan, kecuali dia menemukan sebuah jalan hidup yang murni dan bisa menjaga manusia, selama manusia tidak menemukan yang paling murni ini, maka jika manusia saat ini menganggap agama yang ada sekarang sebagai jalan keselamatan manusia, maka manusia akan terus terjebak pada agama sebagai pelarian saja, bukan agama sebagai pembebasan manusia.
Ludwig Wittgenstein (1889 – 1951), seorang filsuf paling berpengaruh abad 20, yang memiliki kontribusi yang sangat besar dalam filsafat bahasa, filsafat matematika dan logika menyatakan : Sekiranya ilmu pengetahuan dan teknologi sudah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaannya eksistensial manusia secara ilmiah. Sayangnya, pertanyaan – pertanyaan eksistensial ini, sampai sekarang tidak pernah bisa disentuh oleh ilmu pengetahuan dan teknologi. Artinya dimasa depan horizon agama dan spiritualitas tetap akan berpengaruh bagi manusia, tetapi model agama dan spiritualitas seperti apa yang selaras dengan manusia kedepan?
Ternyata, agama dan spiritualitas yang paling cocok, paling sesuai untuk dunia modern, kelanjutan dari modern dan yang akan datang adalah agamanya kaum sufi (Sufisme). Keberagamaan kaum sufi menjadi paling sesuai karena dinilai sangat humanis, inklusif, dan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip antropis dan hukum alam dan bisa membebaskan manusia dari kolonisasi kehidupan oleh sistem-sistem yang sebenarnya menjajah dan memenjara manusia. Dalam perjalanannya, Sufisme tidak hanya praktek spiritualitas pada ranah asketisme tradisonal dan praktek spiritual murni, tapi juga terlibat aktif dalam aktivisme sosial, kolaborasi seni dan budaya, penanaman sikap positif terhadap kehidupan dunia, menyonsong, menyambut segala persoalan dunia dan menyelesaikannya. (Fazlur Rahman, Islam (Chicago: The University of Chicago Press, 1979)
Bentuk sufisme seperti inilah yang cenderung berposisi melahirkan aktivisme sosial dan menanamkan kembali sikap positif terhadap dunia. dapat dikatakan sebagai upaya penegasan kembali nilai-nilai Islam yang utuh, yakni kehidupan yang berkeseimbangan dalam segala aspek kehidupan dan dalam segi ekspresi kemanusiaan. Sufisme adalah mencapai dan mejumpai Tuhan melalui pengabdian dan cinta dengan menjaga keselamatan manusia. Tujuan kaum Sufi adalah untuk memperoleh pengetahuan langsung tentang hal yang kekal, dalam kehidupan ini, berbeda dengan aspek eksoteris atau tradisionalis Islam yang berfokus pada syariat yang hanya mampu mengejar pencapaian keadaan yang diberkahi setelah kematian dengan cara melaksanakan amal saleh didunia, sedangkan dalam Sufisme, praktek yang dijalankan oleh kaum sufi segala keberkahan dan keselamatan itu tidak perlu menunggu mati terlebih dahulu, tetapi untuk didapatkan didunia, karena ketika mati, itu hanyalah pindah dimensi saja. Keselamatan yang telah didapat didunia adalah golden tiket untuk keselamatan dikehidupan nanti.